IMBULNYA urat-urat halus yang menyembul di seputar betis belakang, sering dianggap sebagai kelainan yang biasa disebut varises. Kelainan ini terjadi lantaran pelebaran pembuluh balik (vena) yang berfungsi mengangkut darah sisa metabolisme dari seluruh jaringan tubuh dan kembali ke jantung.
Penyakit yang umum diderita kaum hawa ini belum diketahui pasti penyebabnya. Namun, sebagian besar disinyalir karena kelainan genetik. Kata varises berasal dari bahasa Latin yang berarti memutar, “varix”. Varises menyebabkan sirkulasi darah menjadi tak lancar, karena terhambat di sekitar betis dan tungkai kaki saat menahan berat tubuh, dan di bagian lengan.
“Kalau varises, dinding pembuluh darah sudah tidak benar. Kelenturannya secara genetik sudah ada. Varises paling banyak disebabkan kelainan genetik. Tapi, kelainan genetik itu kita tidak tahu, ada keturunan atau apa. Jadi sudah ada kelainan pada pembuluh darah. Pembuluh darah itu elastisitasnya kurang bagus, dan fungsi katupnya juga kurang bagus. Itu juga akan dipengaruhi oleh hormonal. Makanya, varises banyak terjadi pada wanita. Karena wanita memiliki hormon progesteron dan hesterogen yang kalau hormonal sedang meningkat, pada wanita hamil, pada masa remaja, mengakibatkan pembuluh darahnya jadi lemah dan melebar. Apalagi yang mempunyai bakat keturunan varises,” ungkap Dr Dedy Pratama SpB (K) V, Vascular PhlehologieConsultant kepada okezone di acara “Woman Health Expo & Bazaar 2010″, di Puri Agung Sahid Jaya Hotel, beberapa waktu lalu.
Lantas, bagaimana terapi yang sebaiknya dilakukan bila varises telah menghiasi tubuh wanita?
“Varises banyak terapinya, namun yang pertama adalah pakai stoking. Kalau kelainannya ada pada bagian luar, pembuluh darah balik bagian luar bisa diatasi dengan pemakaian stoking. Karena stoking akan memengaruhi penyembuhan. Semakin ringan, akan semakin mudah penyembuhannya. Apalagi kalau sudah kena varises dalam, pembuluh darahnya sudah kena, tidak bisa diambil tindakan bedahnya. Sehingga harus memakai stoking,” paparnya.
Menurut Dr Dedy, memakai stoking untuk para penderita varises dapat membantu penyembuhan sebanyak 80 persen. Apa pasal?
“Stoking dibuat berdasarkan penelitian. Sudah dirancang untuk kulit-kulit tertentu. Jika ada alergi, maka dibuat stoking untuk kaki alergi. Penderita varises yang memiliki risiko tinggi, lalu pekerjaan yang menyebabkan dia berdiri, atau duduk secara terus menerus, dan ototnya tidak bergerak, dianjurkan pakai stoking, supaya ototnya masih digerakkan oleh stoking tersebut. Karena pakai stoking merupakancara untuk menghilangkan varises,” imbuh Dr Dedy.
Namun, bila penderita varises tidak betah memakai stoking dalam kesehariannya, masih ada terapi lain. Apa itu?
“Jika pasien ingin penampilannya lebih bagus, dan enggak betah pakai stoking, barulah mengambil suatu tindakan alternatif-alternatif lain. Seperti operasi, atau laser yang kecil. Tapi setelah itu, bagusnya pakai stoking untuk mencegah supaya tidak timbul lagi,” saran dokter berkacamata ini.
Lebih lanjut, Dr Dedy menjelaskan, terapi lainnya yang bisa dilakukan penderita varises adalah olahraga. Saat berolahraga, pembuluh darah balik akan bergerak bersamaan dengan kerja otot.
“Kalau kita tidak banyak bergerak, maka tidak ada yang membalikkan otot betis ke atas, apalagi harus melawan gravitasi. Jadi olah raga sangat berperan penting. Olahraga yang paling bagus adalah renang, Karena renang prinsipnya sama dengan stoking, hipoterapi. Stoking itu prinsipnya yang bekerja di bawah, namun diantarnya ke atas. Selain itu, sepeda statis, atautreadmill. Tapi pada orang tua saya tidak menyarankan treadmill. Semakin banyak, semakin bagus sesuai dengan kemampuan,” tukas Dr Dedy.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar